Pada 8 Oktober, tiga orang merampok seorang karyawan perusahaan uang kripto, yang memiliki uang tunai $ 380. 000 untuk transaksi komersial. Peristiwa itu terjadi di tempat parkir mall.

Menurut berita dari sebuah situs net; Di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, polisi menahan tiga tersangka dalam penggerebekan terpisah setelah insiden tersebut. Dalam keterangan Kapolsek Kuala Lumpur Datuk Saiful Azly Kamaruddin disebutkan tersangka berusia antara 31 hingga 42 tahun.

Setelah para tersangka ditangkap, polisi menyita sejumlah besar barang milik tersangka untuk menyelidiki sumbernya. Di antara barang tersebut, terdapat kendaraan yang diduga telah dibeli dengan uang yang didapat saat perampokan. Selain itu, sekitar 250 ribu dolar uang tunai dan banyak emas batangan serta perhiasan juga disita.

Diketahui bahwa karyawan tersebut, yang menjadi korban insiden tersebut, bekerja di perusahaan uang kripto yang terletak di sekitar ibu kota. Menurut laporan, karyawan tersebut ditipu oleh tiga orang yang berada di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di kota Kepong. Para perampok kemudian menjauh dari tempat kejadian dengan kendaraan yang berisi uang tersebut dan diidentifikasi sebagai milik karyawan tersebut. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, diumumkan bahwa mereka pertama kali ditahan dan kemudian ditangkap untuk tiga orang.

Karyawan itu telah diikuti selama berhari-hari

Setelah detail investigasi dibagikan, detail menarik tentang insiden itu muncul. Menurut informasi yang diberikan Kapolsek Saiful Azly, karyawan tersebut diikuti berhari-hari sebelum perampokan terjadi. Kapolres menasihati karyawan perusahaan komersial, terutama demi keselamatan mereka, agar tidak selalu menempuh rute dan sama ke dan dari tempat kerja. Tidak diungkapkan di perusahaan cryptocurrency mana karyawan yang disebutkan dalam insiden itu bekerja.

Cryptocurrency tidak digunakan sebagai alat pembayaran nasional di Malaysia. Namun, aktivitas uang kripto juga tidak dihitung sebagai aktivitas ilegal di negara tersebut.